Netranews.co.id, Sumenep – Salah satu lokasi tempat masyarakat Sumenep berburu jajanan takjil atau menu buka puasa di Kabupaten Sumenep yakni di Jl Dipanegoro. Ratusan ragam kuliner berjejer dari arah timur hingga ke area paling barat. Setiap hari menjelang buka puasa, jalanan selalu disesaki oleh pembeli, bahkan kadang menimbulkan kemacetan ringan.
Semua kuliner yang ada di Jl Dipanegoro ini yakni memakai sistem tempat outlet, rombong atau gerobak. Sebagian ada yang memakai odong-odong. Harganya juga sangat terjangkau bagi masyarakat.
Pada hari biasa sebenarnya pedagang juga sudah banyak yang mangkir menjajakan kulinernya. Namun memasuki bulan ramadan, para pedagang UMKM kuliner semakin menjamur. Alhasil semakin banyak ragam kuliner yang bisa dibeli oleh masyarakat.
Diyah Sofia Ananta, salah satu pemudi yang biasa membeli seblak di Jl Diponegoro menceritakan, makanan yang biasa dia beli adalah jajanan kekinian. Seperti seblak, sosis loyal, olahan bakso, bahkan hingga ragam ayam geprek.
Kata Sofia, teman-temannya juga banyak yang biasa mencari makanan ke Jl Diponegoro, lebih-lebih pada ramadan kali ini. “Ya di sini kan juga banyak ragam minuman dan jus, mulai dari ragam es teh, jus jeruk, jus buah hingga greentea,” urainya waktu ditemui Netranews saat membeli greentea, pada Rabu 20 Maret 2024.
Ada banyak jajanan dan makanan yang berjejer di sini, mulai dari kebab, terang bulan, pentol, somay, ayam gemoy, ragam martabak, bakso, olahan sosis, hingga soto khas Madura. — Untuk minuman juga sangat beragam. Mulai dari ragam es teh, es jeruk, jus segala buah, kopyor, minuman cokelat, hingga kulak dan minuman segar lainnya.
Pelaku UMKM yang ada di Jl Diponegoro ini mayoritas adalah mereka yang umurnya masih muda. Tampilan yang disajikan juga sangat kekinian, mereka juga lebih kreatif dalam memberi nama makanan yang dijual.
Tak heran jika pembelinya mayoritas juga anak muda. Namun juga tidak jarang para emak-emak bersama anaknya yang ikut membeli jajanan di Jl Diponegoro.
Dewi Aulia salah satu penjual olahan minuman mengatakan, ia bersama kakaknya (Herni Agustina) mulai berjualan di Jl Diponegoro sejak awal ramadan 2024. “Kalau hari biasa tidak jualan,” katanya.
Aulia menjelaskan, mereka sengaja membuka lapak sejak ramadan 2024 karena masyarakat biasa banyak yang berburu minuman segar. Prediksi Aulia bersama kakaknya ternyata benar berdasar hasil penjualan yang diperolehnya.
“Biasanya kalau baru kan susah laku, tapi alhamdulillah omset bersih bisa Rp 300-500 ribu, lumayan untuk lebaran nanti,” jelasnya kepada Netranew.
Selain di Jl Dipanegoro, ragam kuliner dan jajanan juga ada di beberapa lokasi. Misal yang ada di area Taman Tajamara dan lapak bazar ramadan yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep. (bri)