Netranews.co.id, Sumenep – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 bakal digelar serentak di seluruh Indonesia tak terkecuali di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Sabtu, 3 Agustus 2024.
Perhelatan politik lima tahunan biasanya diwarnai dengan aneka ragam situasi dan kondisi mengingat kursi kekuasaan akan kosong pasca satu pereode Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo dan Nyai Dewi Khalifah berkuasa.
Publik sempat penasaran akan siapa yang bakal ikut kontestasi Pilkada Sumenep selain yang sudah sedari awal jelas akan maju kembali yakni Achmad Fauzi Wongsojudo.
Baru-baru ini, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan telah menurukan rekom ke pengurus PDIP Perjuangan di Jawa Timur guna memberikan mandat kepada kader-kader pilihannya untuk berebut kursi Bupati di daerah masing-masing termasuk diantaranya Achamd Fauzi Wongsojudo di Sumenep.
Tak tanggung-tanggung DPP PDI Perjuangan memboyong Ketua DPC PKB untuk digandeng dengan Achamd Fauzi Wongsojudo sebagai bakal calon Wakil Bupati. Dan keputusan tersebut membuat publik kembali bertanya sejak kapan mereka mulai jatuh hati.
Menaggapi hal itu, salah satu elit partai DPC PPP menilai bahwa keputusan partai berlogo banteng terkesan gimik politik belaka. Alasannya perkawinan politik antara kader pilihan PDI Perjuangan dan PKB masih berjalan satu kaki.
“PDI Perjuangan sudah tegas mengutus Fauzi untuk berlaga kembali di arena politik mendatang, dan Ketua DPC PKB Sumenep dipilih untuk mendapinginya. Tetapi apakah semuanya merestui,” kata Juhari.
Menurutnya, sebuah keanehan tersendiri saat deklarasi KH Imam Hasyim akan mendampingi Achmad Fauzi Wongsojudo. Sebab sampai saat ini DPP PKB belum mengeluarkan titah secara tertulis kepada DPC PKB Sumenep.
“Saya tidak pernah mendengar DPP PKB memberi perintah kepada DPC untuk merapat ke PDI Perjuangan, sampai detik ini. Bisa jadi ini hegemoni politik.” terangnya.
Politikus sekaligus anggota DPRD ini mengatakan bahwasanya partai PPP yang rencana awalnya akan mengusung sendiri calon Bupati yakni Kiyai Fikri masih terus berikhtiar semaksimal mungkin. Sebab hingga kini partainya itu tak kunjung mengeluarkan rekom.
Desas-desus Kiai Muhammad Ali Fikri yang tidak bakal mendapat rekom dari partainya sendiri lantas ttidak langsung diamini olehhya. Karena bebrapa kali dan terkahir baru-baru ini partainya srring menggelar pengajian untuk menyegerakan hajatnya di Pilkada.
“Kami dan barisan Kiai Muhammad Ali Fikri masih tetap optimis akan mendapat rekom dari partai. Situasi politik bisa kapanpun berubah seiring nilai juang. Memang sejauh ini kami tidak pernah deklarasi atau semacamnya karena kami memang menunggu keputusan pusat, Semoga saja.” papar Jauhari.
Selain itu, masih kata Juhari, analisa mengenai melamar rekom ke partai lain di Sumenep tergolong belum cukup aman untuk berlaga. Sebab dari kalkulasinya dari partai yang belum mementukan koalisi belum bisa dikatakan memadai.
Oleh karena itu, pihaknya akan lebih ekstra berikhtiar guna mendapat rekom partainya sendiri sebab modal 6 kursi PPP di Sumenep bisa menjadi modal awal untuk membuka pintu koalisi untuk Kiai Muhammad Ali Fikri.
Sekadar diketahui, Kiai Muhammad Ali Fikri adalah salah satu pengasuh Ponpes Annuqayah, Guluk-Guluk sekaligus ketua DPC PPP Kabupaten Sumenep hingga sekarang.
Karib disapa Kiai Fikri, ia pernah mengikuti kontestasi Pikada Sumenep pada 2020 lalu sebagai Cawabub mendampingi RB Fattah Jasin. Namun pasangan Fauzi-Nyai Eva memenangkan kontestasi politik masa itu. (Dim)