Netranews.co.id, Sumenep – Sejumlah petani kebingungan atas keberadaan Penyuluh Pertanian Lapangan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yang dinilai jarang turun langsung ke para petani. Sabtu, 3 Agustus 2024.
PPL sendiri merupakan tim penyuluhan lapangan di bawah DKPP Sumenep yang menjadi leading sektor dalam menangani masalah-masalah di bidang pertanian, serta memberikan edukasi bagi para petani mengenai informasi terbaru dalam dunia pertanian.
Namun, hal itu dikeluhkan oleh sejumlah petani yang merasa kebingungan lantaran tidak tahu keberadaan PPL saat hendak mengajukan pupuk gratis.
“Mau diajukan ke siapa, itu maksud saya yang membingungkan, karena selama ini tidak ada info apa-apa, setidaknya ada sosialisasi mengenai bantuan-batuan dan lainnya agar petani tau,” kata salah satu petani sekaligus aktivis pemuda asal Desa Lenteng Barat, Ach. Syauqi saat diwawancarai melalui sambungan telepon, Kamis (01/08).
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu petani dari daerah berbeda, yaitu Ach. Haris anggota kelompok tani Bumi Rejeki asal Desa Ambunten Timur, yang merasa sudah sangat lama tidak ada penyuluhan kepada kelompoknya.
“Penyuluhan itu sudah dulu sekali, yaitu penyuluhan soal kedelai, udah sekitar 15 tahunan yang lalu kata sekretaris poktannya,” kata Haris saat memberikan keterangan kepada media ini, Kamis (01/08).
“Paling biasanya dari ketua itu kalau ada pupuk gratis, bersubsidi atau bibit dan benih gratis itu langsung menginformasikan ke anggotanya,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, koordinator penyuluh (Korlu) Kecamatan Ambunten, Mohammad Hafidzi membantah tudingan bahwa pihaknya jarang turun langsung ke masyarakat.
“Itu coba dibuktikan, konfirmasi ke ketuanya (poktan), apakah PPL itu tidak pernah turun, kalau hanya anggotanya yang mengatakan itu, anggota yang mana, khawatir anggota tidak aktif,” bantahnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jum’at (02/08).
“Mari kita klarifikasikan ke ketuanya, saya siap, dan itu yang mengabarkan tidak benar itu ya harus siap juga,” tambahnya.
Ia menyebut, penyuluhan itu sudah sering dilakukan oleh PPL dan melibatkan seluruh Gapoktan di wilayah binaannya.
“Setiap bulan itu ada dan setiap gapoktan itu wajib hadir, malah saya juga informasikan ke Gapoktan agar setiap pertemuan Gapoktan itu juga menghadirkan PPL,” tukasnya.
“Tapi yang dilibatkan itu tergantung dari kelompoknya, kalau kelompoknya itu tidak mau untuk mengundang anggotanya, ya kita mau bagaimana lagi,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid mengaku pihaknya memang memiliki sedikit jumlah PPL yang diterjunkan ke lapangan.
“Kalau bicara soal efektivitas ini berat, karena satu PPL itu ada yang pegang satu sampai tiga Desa, jadi ya kurang, bebannya berat,” kata Inung, sapaan akrab, Jum’at (02/08).
Ia mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sedang mengupayakan penambahan jumlah PPL, namun itu cukup sulit karena harus menunggu keputusan dari pemerintah pusat untuk melakukan rekrutmen melalui tes CPNS dan PPPK.
Menurutnya, penambahan jumlah penyuluh itu sangat penting bagi petani, mengingat jumlah poktan se-Kabupaten Sumenep itu mencapai ribuan kelompok.
“Jumlahnya kurang, jumlah poktan itu ada sekitar kurang lebih 5300, sedangkan penyuluh hanya kurang lebih 140, jadi itu sangat berat.” pungkasnya. (Dim/red)