Netranews.co.id, Sumenep – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, Jawa Timur, KH Muhammad Ali Fikri dan KH Muhammad Unais Ali Hisyam (FINAL) blusukan ke Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, untuk bersilaturahim bersama warga setempat sembari mendengarkan harapan mereka. Selasa, 5 November 2024.
Kegiatan tersebut dilakukan setelah kegiatan nyekar dan doa bersama ke Asta Kepala Perang di Desa Karanganyar bersama para sesepuh desa setempat pada hari yang sama.
Saat blusukan, Paslon FINAL mendengarkan langsung sejumlah aspirasi yang disampaikan oleh perwakilan petani garam rakyat, salah satunya mengenai kualitas produksi garam rakyat yang masih bergantung pada cuaca.
“Produksi garam itu hanya ada pada saat musim kemarau saja, kalau musim hujan sudah tidak bisa lagi memproduksi garam kalau tidak menyewa geo membrane,” kata salah satu perwakilan pemuda setempat, Ahmad Febriyanto kepada paslon FINAL, pada Selasa (05/11).
Selain itu, ia menjelaskan bahwa petani garam milik rakyat itu tidak punya alat untuk mengukur kualitas garam, sehingga pengepul langsung menyamaratakan harga garam tanpa memandang kualitas.
“Setidaknya kalau petani tau kualitas garamnya sendiri mereka bisa mematok harga yang sesuai dengan peraturan yang ada,” ujarnya.
“Kalau sekarang ini pengepul membeli garam petani tanpa memandang kualitas KW 1 atau KW 2, semua disamaratakan, sekarang Rp.800 ribu harganya,” lanjutnya.
Sementara itu, salah satu perwakilan petani menyampaikan keluhannya terkait harga garam yang tidak stabil dan membuat petani garam rakyat sering mengalami kerugian saat menjual garamnya.
“Fasilitas seperti polibag atau geo membrane itu kami menyewa, dan itu tidak seimbang karena biaya sewanya mahal sedangkan garamnya dihargai murah,” ungkapnya.
“Kalau bantuan fasilitas petani garam dulu pernah ada argo sama alat biasa dari kementerian, kalau dari pemerintah daerah belum pernah ada,” kata Dedi lebih lanjut.
Menanggapi hal itu, KH Muhammad Ali Fikri sebagai calon Bupati Sumenep mengungkapkan bahwa keluhan masyarakat ini merupakan suatu yang perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah, utamanya soal kehadiran pemerintah daerah yang harus hadir di tengah masyarakat.
“Pemerintah daerah itu harusnya hadir di tengah petani garam ini, misalnya dengan memberikan bantuan fasilitas agar produksi garam tidak lagi bergantung pada cuaca,” tandasnya.
“Gagasan kami, jadi seperti geo membrane itu bisa dihadirkan di tengah masyarakat petani garam, bisa melalui koperasi dengan biaya sewa yang murah,” pungkasnya.
Sementara itu, KH Muhammad Unais Ali Hisyam juga menyampaikan gagasannya seandainya Paslon FINAL terpilih di Pilkada serentak tahun ini.
Menurutnya, pemerintah daerah harus bisa memberikan edukasi tentang pegaraman agar produksi garam bisa lebih produktif dan berkualitas, salah satunya melalui pelatihan mengenai pemanfaatan teknologi di sektor pegaraman.
“Ini bukan janji politik, tapi memang gagasan kami kalau Allah berkehendak dan kami terpilih, nanti harus ada pelatihan peningkatan kualitas garam dan sekolah pegaraman bagi petani garam,” ujarnya.
Di akhir, Dedi yang merupakan petani garam dari golongan muda menyatakan dukungan penuhnya terhadap gagasan paslon final karena baru pertama kalinya seorang tokoh di Sumenep memperhatikan kesejahteraan petani garam.
“Gagasan Kiai Fikri dan Kiai Unais ini merupakan kabar gembira seandainya nanti benar-benar direalisasikan. Kami berharap FINAL terpilih dan benar-benar merealisasikan gagasannya,” pungkasnya. (Dim/red)