Netranews.co.id, Sumenep – Sekolah Alam Sumenep, yang baru saja diluncurkan pada 8 Desember lalu, melanjutkan langkah kongkritnya dengan memberikan bantuan alat pendukung kepada enam sekolah yang telah berkolaborasi dalam program pendidikan berbasis lingkungan. Selasa, 17 Desember 2024.
Bantuan tersebut diserahkan pada 16 Desember 2024 di Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumenep, sebagai kelanjutan dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya, seperti workshop, seminar lingkungan, dan pemilihan Duta Sekolah Alam.
Di antara sekolah-sekolah yang menerima bantuan tersebut adalah MAN Sumenep, SMAN 3 Sumenep, dan SMK Nurus Shobah. Alat yang diserahkan mencakup berbagai peralatan yang mendukung penerapan pendidikan lingkungan di masing-masing sekolah. Adapun alat-alat tersebut meliputi tempat sampah terpilah (untuk sampah organik, anorganik, dan B3), alat budidaya ikan dalam ember, alat hidroponik, alat biopori, dan komposter.
Machallafri Iskandar, Ketua Tim Proyek Sekolah Alam, menjelaskan bahwa pemberian alat ini merupakan bagian dari tindak lanjut kegiatan workshop yang telah berlangsung. Ia berharap bantuan alat ini dapat mendukung penerapan ilmu lingkungan di sekolah-sekolah yang terlibat.
“Sekolah kolaborator tidak hanya mendapatkan ilmu dari workshop, tetapi juga alat pendukung yang diharapkan bisa dimanfaatkan secara maksimal,” ujar Afri, sapaan akrab Machallafri.
“Kami berharap, alat-alat yang diberikan dapat menjadi sarana pembiasaan dan pembelajaran bagi siswa, sehingga penerapan ilmu lingkungan dapat berjalan optimal,” tambahnya.
Di sisi lain, Hairuddin, Kepala MAN Sumenep, menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan oleh tim Sekolah Alam. Ia juga menyoroti pentingnya program ini dalam mendukung komitmen MAN Sumenep terhadap isu lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah.
“Kami sangat berterima kasih atas inisiatif tim Sekolah Alam, terlebih salah satu siswa kami terpilih menjadi Duta Sekolah Alam. Kami juga sangat mendukung penuh program ini karena sejalan dengan visi kami untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa,” ungkap Hairuddin.
“Kami berharap, kerja sama ini dapat berlanjut dan memberikan dampak positif untuk pengelolaan lingkungan yang lebih baik di Sumenep.”
Program Sekolah Alam ini, yang digagas bersama Lazismu Sumenep dan Asa Sociopreneur, bertujuan untuk memperkenalkan dan mengintegrasikan konsep pendidikan berbasis lingkungan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah di Sumenep. Melalui inisiatif ini, para siswa diharapkan dapat lebih peduli terhadap isu-isu lingkungan serta aktif dalam upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan di sekitar mereka.
Dengan adanya bantuan alat ini, diharapkan kolaborasi yang terjalin dapat membawa dampak positif bagi pendidikan lingkungan di Sumenep dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengintegrasikan kesadaran lingkungan ke dalam pendidikan formal. (Dim)