Netranews.co.id – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang lahir dengan sebuah proses dialektika dan dinamika, sampai hari ini masih kokoh sebagai organisasi kemahasiswaan yang memiliki peran strategis dalam menyiapkan dan mengembangkan pemimpin masa depan.
Sebagai ikhtiar PMII dalam menyiapkan memimpin masa depan adalah dengan proses kaderisasi. Yang mana, kaderisasi PMII merupakan modal utama untuk menyiapkan pemimpin yang tangguh, profesional dan integritas (kader).
Dengan begitu, PMII akan terus melakukan proses kaderisasi secara konsisten dan kontinyu terhadap kadernya. Karena, tanpa proses kaderisasi yang baik dalam sebuah organisasi tidak akan bisa menjalankan tugas-tugas keorganisasian dengan efektif.
Bila dilihat dari segi usia PMII yang mencapai 64 tahun organisasi ini memang cukup menua bila dibandingkan dengan usia manusia pada umumnya. Sebagai organisasi yang membawa nilai-nilai Islam Ahlu Sunnah Waljamaah dan nilai Kebangsaan telah menjadi sebuah komitmen PMII yang sampai detik ini tertanam ke relung-relung pikiran dan jiwa kader PMII.
PMII Sebagai organisasi kaderisasi tentu banyak melewati momen perjuangan mulai dari orde lama, orde baru hingga saat ini masa reformasi. Oleh karenanya sebagai konsensus era baru PMII diperlukan sebuah formulasi baru dalam kaderisasi PMII. Penulis merefleksikan era Baru tersebut dengan penguatan fungsi Nilai Dasar Pergerakan (NDP) sebagai transformasi proses kaderisasi di PMII, yang menjadikan NDP landasan moral dan ideal dalam menjalankan misi organisasi.
Selain NDP sebagai landasan moral dan ideal, juga memegang peranan fundamental dalam membentuk karakter dan arah gerak organisasi, dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan sosial.
Implementasi Nilai Dasar Pergerakan PMII melekat dengan tantangan, yang mempengaruhi efektivitas penerapan nilai-nilai dalam aktivitas organisasi. Tantangan tersebut meliputi konsistensi dan adaptasi terhadap perubahan sosial yang makin hari makin pesat dan cepat.
Kesulitan utama dalam implementasi NDP adalah menjaga konsistensi penerapan nilai-nilai ini di seluruh level organisasi. Tantangan ini muncul karena variasi dalam pemahaman dan interpretasi NDP di antara anggota, serta perbedaan dalam cara pelaksanaan kegiatan di berbagai rayon maupun komisariat. Upaya untuk menjaga konsistensi penerapan NDP diperlukan pemahaman yang seragam tentang prinsip-prinsip dasar NDP.
Perubahan dalam dinamika sosial juga menjadi tantangan signifikan dalam implementasi NDP. Perubahan ini menuntut PMII untuk mampu menyesuaikan nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya tanpa mengorbankan inti dari NDP. Adaptasi terhadap perubahan sosial memerlukan keseimbangan antara menjaga keotentikan nilai-nilai NDP dan menanggapi kebutuhan serta tantangan yang muncul dalam konteks yang berubah.
Dan tantangan ini sering kali memerlukan penyesuaian strategi serta taktik (stratak) dengan melakukan sebuah pendekatan yang efektif dalam melaksanakan program program dan aktivitas organisasi PMII. Fungsi dari Nilai Dasar Pergerakan (NDP) ialah sebagai pewaris moral dan ideal;
Sebagai refleksi (Landasan berfikir)
PMII telah menggunakan ahlussunah Wal-jama’ah sebagai suatu pendekatan berfikir (Manhaj Al-Fikir) untuk memahami, menghayati, serta pengamalan ajaran Islam yang menjadikan insan pergerakan paham akan arti kemerdekaan ( Al-hurriyah) persamaan (Al-musawah) keadilan (Al-adalah) toleransi (Tasamuh) dan nilai perdamaian (Al-shulh). Maka kemajemukan etnis, budaya dan agama menjadi potensi penting oleh organisasi PMII yang harus dijaga dan dikembangkan.
Dalam refleksi tersebut kader maupun anggota pergerakan mahasiswa Islam Indonesia senantiasa bisa meinternalisasikan dalam proses kaderisasi di PMII. Dengan penanaman nilai-nilai tersebut, menjadikan kader yang siap akan perubahan sosial yang dihadapinya baik di internal PMII maupun diluar organisasi pergerakan.
Sebagai kerangka aksi (Landasan berpijak)
NDP berfungsi sebagai pijakan merupakan akselerasi etos dari arah gerak organisasi yang harus dilakukan oleh setiap anggota dan kader. Etos akan bekerja bila terdapat sebuah aksi refleksi yang dilakukan terus menerus oleh kader PMII.
Dalam hal ini, perlu dipahami aktivitas yang selama ini dilakukan PMII dalam proses kaderisasi baik itu mencakup kaderisasi formal, informal, dan non formal telah memberikan kerangka aksi-refleksi yang memungkinkan bagi warga pergerakan untuk sama-sama memberikan formulasi baru disetiap kegiatan PMII yang menjadikan pedoman dasar dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan sosial yang terjadi selama ini.
Perubahan atau kemajuan yang terjadi harus diimbangi dengan ilmu pengetahuan serta soft skill dan hard skill yang dimilikinya. Dengan melalui kaderisasi PMII dapat mengembangkan komunikasi yang efektif serta melakukan pendidikan dan evaluasi untuk menjaga relevansi dan efektivitas NDP di setiap pengkaderannya.
Sebagai ideologis (landasan motivasi)
Selain menjadikan Nilai Dasar Pergerakan sebagai kerangka refleksi dan aksi. NDP juga berfungsi sebagai landasan motivasi organisasi yang seyogianya menjadi pedoman bagi anggota dan Kader PMII untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kerangka ideologis ini menjadi rumusan yang mampu memberikan proses ideologisasi disetiap pelaksanaan kaderisasi bagi kader PMII. Sekaligus memberikan dialektika antar konsep (pemikiran) dan realita (keadaan) yang mendorong proses progresif dalam formulasi kaderisasi. Kerangka ini juga mengingatkan pada landasan berfikir dan bergerak dalam mengawal perubahan sosial yang berpihak pada kepentingan rakyat bersama.
Oleh sebab itu pada dasarnya kaderisasi PMII merupakan pendidikan yang bermuara pada proses ideologisasi dan transformasi nilai terhap kader maupun anggota sebagai regenerasi yang haus akan ilmu pengetahuan. Sehingga dengan kematangan ideologisasi anggota dan kader bisa mempunyai kontruksi berfikir kritis dan tranformatif.
Hal itu semua sesuai dengan pemahaman nilai-nilai keislaman dan kebangsaan yang menjadikan sublimasi dalam Nilai Dasar Pergeraka PMII. Implementasi nilai dasar ini sangat urgen bagi era baru PMII untuk menentukan formulasi baru dalam proses kaderisasi yang selama ini terjadi.
Penulis: Hasani
Bidang kaderisasi PC PMII Bangkalan