Netranews.co.id, Pamekasan – Dalam rangka memulihkan perekonomian setelah dua tahun dihantan pandemi Covid 19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan melakukan beberapa langkah strategis yang diantara memberikan pinjaman modal dengan bunga rendah, Jum’at (25/11/2022).
Wakil Bupati Pamekasan, Fattah Jasin, mengatakan, hal ini dilakukan dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebagaimana komitmen pemerintah agar ekonomi masyarakat kembali normal.
Dan menurutnya, ada beberapa sektor yang terdampak saat pandemi melanda, utamanya dalam sektor usaha mikro kecil menengah, seperti pedagang kali lima (PKL) yang mengalami penurunan omzet yang cukup besar termasuk sektor destinasi wisata dan lainnya.
“Selain memberikan pinjaman modal dengan bunga rendah kepada para pelaku ekonomi untuk memulihkan perekonomian, pemerintah juga memberikan bantuan stimulan kepada para pelaku UMKM yang merupakan program dari pemerintah pusat,” katanya.
Selain langkah tersebut lanjut Fattah Jasin, pemerintah daerah juga terus mendorong program wirausaha baru (WUB) dengan strategi desa tematik di beberapa organisasi perangkat daerah agar ekonomi masyarakat tetap tumbuh.
Bahkan ia minta OPD untuk memaksimalkan desa tematik dalam menunjang perekonomian masyarakat sekitar sesuai dengan tema masing-masing seperti desa wisata, desa UMKM dan lain-lain. Sehingga diharapkan perekonomian masyarakat terus berjalan sesuai harapan bersama.
“Pembangunan infrastruktur juga kita lakukan secara swakelola bersama masyarakat setempat, tidak kontraktual. Ini juga penting, karena visi misi pak bupati ingin mensejahterakan masyarakat merata dari bawah, berkeadilan. Kita juga tingkatkan penggunaan produk dalam negeri, semuanya dalam rangka upaya meningkatkan ekonomi daerah pasca pandemi,” jelasnya.
Pada kesempatan itu pula, mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur ini juga menyebutkan, dampak pandemi yang berlangsung selama dua tahun terdapat sekitar 1.800 pedagang yang mengalami penurunan omzet, lebih dari 3667 industri kecil menengah yang tidak beroperasi dan sekitar 500 pekerja seni dan wisata serta 1490 ojek online yang mengalami penurunan penghasilan.
“Termasuk pula para pelaku ekonomi di sekolah-sekolah yang juga mengalami dampak ekonomi akibat covid 19, mereka tidak berjualan karena sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh,” tandasnya. (Adv/Lil)