Netranews.co.id, Sumenep – Madura Culture Festival 2 yang masuk dalam rangkaian Kalender Event 2024 milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, dikritik pedas oleh sejumlah pihak lantaran menarik biaya sewa tenda yang tinggi bagi pelaku UMKM. Minggu, 8 September 2024.
Dihimpun dari berbagai sumber, penyelenggara event ini mematok tarif sangat tinggi untuk sewa tenda di stand pameran Madura Culture Festival 2, mulai dari Rp.850 ribu rupiah untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Rp.1,5 juta rupiah bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Kecamatan.
Diketahui, Madura Culture Festival 2 ini merupakan rangkaian Sumenep Calendar Event 2024 yang menghabiskan anggaran hingga Rp.200 juta rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), namun dengan anggaran sebesar itu masih mematok tarif tinggi bagi pelaku UMKM.
Selain itu, panitia event Madura Culture Festival 2 ini juga disupport sejumlah sponsor dari berbagai instansi dan perusahaan swasta, mulai dari SKK Migas, Perbankan, Perusahaan Rokok, hingga perusahaan media.
“Acara event itu kan sudah jelas ada anggaran dan sponsornya, terus buat apa anggran ratusan juta itu kok masih tega memalak UMKM yang mau berjualan untuk cari nafkah itu,” kata Wahyudi Ketua SMSI Sumenep pada media ini. Minggu (08/9/2024).
Menurutnya, event yang diadakan Pemkab ini seharusnya memberikan manfaat dan memberdayakan pelaku UMKM yang menjadi tonggak perekonomian kerakyatan, bukan malah memberatkan mereka dengan biaya sewa yang sangat fantastis itu.
“Apalagi kami lihat tenda yang dipakai oleh UMKM itu bukan tenda sewaan tapi tenda milik Pemkab Sendiri yang dikelola Disperindag, terus tenda Bank Jatim dan BPRS,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa penarikan biaya terhadap UMKM itu terindikasi pungutan liar (pungli) lantaran tenda yang dikelola oleh Pemerintah dan BUMD itu seharusnya bukan disewakan, tapi dipinjamkan.
“Jadi jelas tidak mungkin tenda yang dipakai UMKM itu sewa pasti hanya pinjam kecuali yang dipakai OPD dan Camat itu mungkin saja sewa karena tidak ada labelnya. Lalu kenapa panitia masih menarik sewa tenda yang tinggi kepada pelaku UMKM,” tegas Wahyu mempertanyakan.
Oleh sebab itu, Wahyu mengajak kepada aktivis peduli UMKM untuk merespon tegas persolan ini. Sebab menurutnya jelas para pelaku UMKM bukan diberdayakan tapi diperdaya oleh panitia.
“Event itu sudah jelas ada anggaran dan sponsornya. Jadi penarikan uang 850 ribu ke UMKM itu patut diduga masuk ranah pungli dan itu bisa dilaporkan ke Polres Sumenep,” tegas Wahyu.
Sebelumnya, salah satu pelaku UMKM yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku dirinya harus mengeluarkan biaya jutaan sebagai modal membuka stand di pameran Event Madura Night Vaganza itu.
“Betul mas, kami tidak gratis disini, kami ditarik biaya 850 ribu rupiah. Fasilitasnya sama dengan stand lainnya hanya tenda dan listrik saja, kalau sama modal lain-lain bisa jutaan,” ungkapnya dengan lesu, pada Kamis (05/09).
Kabar mengenai harga sewa stand hingga jutaan rupiah itu ternyata juga dibenarkan oleh Event Organizer (EO) dari event tersebut, Sugeng.
“Iya benar pendaftarannya untuk yang OPD dan Kecamatan itu Rp1,5 juta rupiah per tenda,” kata Sugeng saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya, pada Kamis (05/09) malam.
Ketika disinggung soal biaya sewa stand yang berlaku untuk pelaku UMKM, Sugeng enggan berkomentar karena mengaku bukan dirinya penanggung jawab stand khusus UMKM itu.
“Kalau yang UMKM saya tidak tahu berapa pendaftaran atau sewa tendanya. Saya hanya bertanggung jawab yang OPD kalau yang UMKM tidak tahu,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar), Mohammad Iksan menyampaikan anggaran untuk event Madura Night Vaganza 2024 itu senilai Rp200 juta rupiah dari APBD.
“Anggarannya sekitar Rp 200 jutaan mas. Sementara sewa lapangannya hanya 500 ribu per hari. Karena ini 10 hari jadi nanti panitia hanya bayar Rp5 juta,” kata Iksan, pada Kamis (05/9/2024) siang. (Dim/red)