Netranews.co.id, Sumenep – Rumah Sakit Umum Daerah RSUD dr. H. Moh Anwar (RSUDMA) Sumenep, Jawa Timur, kembali berinovasi dengan terobosan baru dalam melakukan operasi, yaitu Bedah Minimal Invasif. Kamis, 17 Oktober 2024.
Terobosan ini menjadi yang pertama di Madura dan kedua di Jawa Timur, yang bisa melakukan operasi Bedah Minimal Invasif (MIS) dengan teknik Radio Frequency Ablation (RFA) pada tumor tiroit atau gondok yang terbukti jinak atau tidak ganas.
Diketahui, operasi bedah dengan teknik dan teknologi canggih ini sudah dilakukan oleh rumah sakit plat merah milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep sejak Agustus 2024 lalu di Poliklinik Onkologi dalam rangka memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
Direktur RSUDMA Sumenep, dr. Erliyati, melalui Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi di Poliklinik Onkologi, dr. Husnul Ghaib menyebut, pihaknya menjadi yang kedua di Jawa Timur dalam melakukan terobosan ini setelah RSUD dr. Soetomo Surabaya.
“Di Jawa Timur baru ada dua rumah sakit yang melakukan operasi MIS ini, karena saya sendiri yang melakukan, yakni di RSUD dr. Soetomo Surabaya dan RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep yang menyusul melakukan serta menjadi yang pertama di Madura,” kata dr. Husnul Ghaib, pada Jum’at (11/10).
Ia menjelaskan, teknik ini dilakukan dengan minim sayatan karena sma sekali tidak menggunakan pisau, melainkan memasukkan elektroda yang besarnya seperti jarum suntik atau abokat nomor 16.
“Elektroda dimasukkan nodul atau tumor tiroit dipandu oleh USG, jadi bisa memantau ketepatan dari elektroda itu ke nodul sesuai yang diinginkan,” jelasnya
“Lapis demi lapis dilakukan setiap satu centimeter kita ikuti dan kita lakukan rodio frekuensi dengan memberikan aliran frekuensi tertentu yang menghasilkan panas, sehingga membunuh sel-sel tumor hingga nantinya terjadi negrosis atau mati,” lanjutnya.
Selanjutnya, kata dia, dalam perkembangannya dievaluasi dengan USG, meskipun diakui memang tidak seperti operasi yang langsung hilang, namun mengecil dengan sendirinya hingga nodul atau benjolan di tiroitnya hilang.
Selanjutnya, dr Husnul menjelaskan teknik kedua dilakukan dengan mengembangkan Vacuum-Assisted Eksaation Breast Biopsy (VABB), yaitu teknik pemeriksaan pada payudara untuk tumor payudaya jinak. Kalau sebelumnya dilakukan dengan mengambil tumor itu dengan irisan sebesar tumor itu.
Namun, sambungnya, hal ini dilakukan dengan irisan minimal invasif dengan memasukkan alat yang diameternya sekitar setengah centimeter ditusukkan di tempat tertentu, kemudian dipandu USG hingga alat kita tetap berada di bawah tumornya.
“Nah, dengan teknik tertentu kita lakukan irisan sedot-irisan-sedot hingga tersedot semuanya menjadi bersih baru kita selesai,” tandasnya.
Ia menyebutkan, keuntungan yang kedua dari teknik ini jika di luar negeri, pasien tidak dibius hanya disuntik istilahnya di Madura “dimati rasa” seperti ketika sunat, namun kemarin pihaknya melakukan bius, karena takut pasiennya tidak siap sehingga hanya menginap sehari.
Dan keuntungannya lagi, lanjutnya, bekas operasi hanya ada 2-3 centimeter. Sehingga secara kosmetik diuntungkan, apalagi ketika di payudara tidak akan menggangu seperti ketika dilakukan operasi pada umumnya.
“Bahkan, di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep ini atas seizin Direksi semua biaya dicover BPJS sehingga tidak ada biaya sama sekali,” pungkasnya. (Adv/Dim)