Netranews.co.id – Kata Elite selalu memberikan perhatian, karena ia seringkali diartikan “orang-orang yang bisa menentukan atau berpengaruh dalam pengambilan keputusan”, kalau kata Thomas Carlyle sejarah adalah riwayat hidup para pembesar, maka bisa dikatakan para elitlah penentu dalam sebuah sejarah itu, di Madura ada istilah “Pang-rajeh” orang besar atau “reng bebe” raykat biasa, siapakah yang di maksud dalam elemen kekuasan?, tentu sebagai kaum akademis menguji sebuah kajian dengan ilmiah dan berlandaskan banyak referensi yang disajikan.
Kabupaten Sumenep adalah Kabupaten yang berada paling ujung pulau Madura, tepatnya di ujung timur Pulau Madura, dengan demikian bukan lantas Kabupaten Sumenep ini menjadi daerah yang tertinggal akan romansa politik atau era yang semakin berkemajuan, justru Kabupaten Sumenep semakin adaptif dalam menyelaraskan akan perkembangan zaman.
Melihat dinamika politik di Kabupaten Sumenep tentu tidak bisa terlepas dari peran elite yang menjadi barometer dari setiap proses politik itu, belakangan ini ramai di media sosial atau media cetak mengenai problematika elite lokal khususnya Kabupaten Sumenep yang menuai banyak polemik publik, jikalau ditelaah secara empirisme hal tersebut lumrah terjadi jika mendekati tahun politik, dan tahun depan adalah tahun politik 2024 jadi tidak heran jika para elite lokal saling “senggolan” untuk kepentingan politik.
Secara teoritis tentu bisa di uji, menurut Mosca, dalam karya klasiknya Te Rulling Class, mengemukakan hal itu sebagai berikut: Dalam setiap masyarakat, terdapat dua kelas penduduk, yaitu satu kelas yang menguasai dan satu kelas yang dikuasai. Kelas pertama yang jumlahnya selalu lebih kecil, menjalankan semua fungsi politik, memonopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan yang diberikan oleh kekuasaan itu, sedangkan kelas kedua, yang jumlahnya jauh lebih besar, diatur dan dikendalikan oleh kelas pertama itu.
Hal ini menunjukkan bahwa peran elite Lokal sangat penting dan berdampak terhadap struktur masyarakat apa lagi tentang pengambilan keputusan, di Kabupaten Sumenep ada beberapa elite politik atau kita sebut dengan Local Strongman (Orang Kuat Lokal) yang akhir-akhir ini menuai banyak kontroversi publik karena terindikasi kasus dugaan menyalahgunakan wewenangnya sebagai pejabat publik. Kita sebagai kaum akademis tentu menyerahkan langsung terhadap instansi yang berwenang agar hal tersebut segera di usut tuntas sampai ke akar akarnya, karena tidak elok kiranya kita disebut dengan masyarakat yang sopan santun dan memiliki bahasa yang lembut tapi nyatanya interpretasi dari kita malah berbanding terbalik.
Terkait pengelolaan Lahan juga beberapa terdapat indikasi adanya keterlibatan Lokal Strongman penguasaan lahan dibeberapa titik di Kabupaten Sumenep, tentu hal ini menjadikan inkonstitusional pejabat publik dalam menjalankan kekuasaan yang seharusnya memprioritaskan kepentingan rakyat dalam menjaga lingkungan alam namun malah ikut andil dalam eksploitasi lahan produktif di beberapa titik di Kabupaten Sumenep.
Sebagai kaum akademik, jikalau itu melanggar konstitusi apapun alasan yang di keluarkan oleh oknum Local Strongman tersebut segera ditindak lanjuti sesuai ketentuan peraturan yang berlaku, karena kalau hal ini terus dibiarkan akan menjadi isu politik dan framing oleh oknum tidak bertanggung jawab, maka agar hal ini segera clear tentu harus ada penindakan yang tegas dan tindakan kooperatif oleh semua pihak yang terlibat.
Oleh : Moh. Mahshun Al Fuadi
Jabatan : Presiden Mahasiswa Universitas Wiraraja Madura