Natranews.co.id, Jakarta – Kasus bunuh diri (bundir) di Indonesia belakangan marak terjadi, terutama di kalangan milenial dan gen Z. Pakar Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Zahrotun Nihayah menerangkan penyebab dan cara mencegahnya.
Menurut Prof Zahrotun, penyebab utama dari maraknya kasus bunuh diri belakangan ini disebabkan stres dan depresi yang dialami para korban.
“Jika pada remaja kemungkinan adalah konsep diri yang salah, yang membuat individu tidak berharga, dan merasa tidak ada yang mengasihinya,” ujar Prof Zahrotun kepada Netranews, saat diwawancara melalui wahtsapp, Sabtu 16 Desember 2023.
Selain karena stres dan depresi, Wakil Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI ini menambahkan, penyebab korban bunuh diri adalah kesepian, perasaan menjadi beban, tidak terpenuhinya sebuah keinginan dan merasa putus asa.
Mencegah Bundir
Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah 2019-2023 ini menuturkan, salah satu upaya untuk mencegah bunuh diri adalah dengan stop stigma, dan kenali tanda peringatan bunuh diri.
“Adakan pendekatan dan memahami situasi dan kondisi sebagai tanda, konsultasi dan minta bantuan ahli (profesional), interaksi dengan lingkungan yang positif,” sambungnya.
Selain itu, sambung Prof Zahrotun, harus diiringi strategi pendekatan dengan memperkuat dukungan ekonomi, menciptakan lingkungan yang protektif dan mengurangi akses pada tempat penghadir depresi bagi orang yang berisiko bunuh diri.
“Menciptakan budaya kerja dan organisasi yang sehat, meningkatkan akses perawatan bagi korban percobaan bunuh diri, mempromosikan koneksi yang sehat dan mengajarkan ketrampilan pemecahan masalah yang baik,” katanya.
Kasus Bundir di Indonesia
Kata Prof Zahrotun, WHO mengklaim kasus bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar keempat di antara orang berusia 15 – 29 tahun di seluruh dunia.
Kasus bundir terbru yang bikin geger adalah Kematian satu keluarga di Dusun Boro Bugis RT 03 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. – Menurut kepolisian setempat, penyebab mereka mengakhiri hidup akibat kondisi ekonomi keluarga.
Sejak Oktober 2023, orang bundir di Indonesia tercatat ada 971 kasus. Paling banyak terjadi di Jawa Tengah. (bri)