Netranews.co.id, Bangkalan – Pada momentum Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2024, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bangkalan Mahmud Ismail mengingatkan para jurnalis tetap setia pada kode etik dan mengutamakan etika. Terutama di tengah tahun politik kali ini.
Menurut Mahmud, insan pers sebagai watch dog dan public sphere, memiliki tanggung jawab untuk ikut mengawasi pesta demokrasi (Pemilu) 2024 maupun berkenaan dengan kebijakan pemerintah.
“Wartawan semestinya memberikan edukasi kepada masyarakat dan mampu menerawang program pemerintah apakah berjalan sebagai mestinya atau ada penyelewengan,” katanya kepada Netranews saat diwawancara pada, Jumat (9/2).
Mahmud menjelaskan, untuk menjadi insan pers yang mumpuni harus terus meningkatkan kualitas jurnalistiknya. Jurnalis dikatakan baik, sambungnya, ketika bisa melihat kondisi sosial dengan peka dan disajikan dalam bentuk berita yang seimbang, baik berkenaan dengan kebijakan pemerintah atau situasi demokrasi.
“Jurnalis yang baik itu, bagaimana bisa melihat kondisi sosial dengan peka dan dituangkan dalam suatu berita yang memiliki data lengkap, terkonfirmasi, serta keberimbangan itu menjadi pegangan seorang jurnalis,” urainya.
Dia menyayangkan, ketika profesi wartawan dicampuradukkan dengan lembaga sosial tertentu yang dijadikan alat menakut nakuti. Kasus demikian, kata Mahmud, ia menyaksikan sendiri berdasar laporan yang diterima dirinya dari beberapa instansi yang ada di Bangkalan, Madura.
“Hal yang seperti itu tidak dilakukan oleh insan pers, kita harus menjaga marwah profesi seorang jurnalis, ada kode etik jurnalis yang harus kita pakai,” ungkapnya.
Kendati demikian, Ia menyebut tidak semua wartawan berperilaku begitu, namun ada beberapa oknum yang mencampur adukkan dan menakut nakuti.
Mahmud menegaskan, PWI sendiri telah memiliki standarisasi kaderisasi tersendiri untuk membina para anggotanya menjadi jurnalis yang profesional dan memegang kode etik dengan benar dan baik. Yakni dengan diikut sertakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
“Prioritas PWI mengikutkan anggota wartawan UKW karena melalui UKW lah bisa diukur kemampuan, dan wartawan harus memiliki basecamp untuk berkumpul berbagai informasi dan tukar pikiran,” pungkasnya. (Hasani/bri)