Netranews.co.id, Sumenep – Asta Tinggi, tempat peristirahatan raja-raja Sumenep sebelum menuju surga, ramai dikunjungi peziarah dari berbagai penjuru Tanah Air. Setiap hari ada saja bus-bus yang membawa rombongan untuk ‘menghadap’ raja-raja Sumenep di sana.
Tempatnya tidak jauh dari pusat Kota Sumenep. Dari terminal Wiraraja, hanya berjarak sekitar 3.9 km. Ada banyak pilihan moda transportasi. Ojek online tinggal buka aplikasi lalu pesan. Ojek offline akan datang sendiri; sebutkan destinasi, sepakati harga, pengunjung akan diantarkan dengan selamat sampai tujuan.
Memasuki pintu Gerbang Depan Asta Tinggi, peziarah akan disuguhi hamparan makam-makam yang terkesan tua. Selanjutnya peziarah bisa memilih jalan lurus atau mengambil jalan ke kiri.
Jika lurus atau disebut Bagian Timur, peziarah akan sampai di kubah tampat dimana Panembahan Notokusumo I Asiruddin, Sultan Abdurrahman, Panembahan Moh Saleh dan lain-lain dimakamkan.
Apabila peziarah mengambil jalan ke kiri atau disebut Bagian Barat, peziarah akan dihadapkan tiga kubah. Kubah pertama, ada makam R. Ayu Mas Ireng Pangeran Anggadipa, Pangeran Wirosari atau Pangeran Seppo, Pangeran Rama, R. Ayu Artak (Istri Pangeran Panji Polang Jiwa) dan Pangeran Panji Polang Jiwa (R. Kaskiyan).
Selanjutnya Kubah kedua tedapat makam Ratu Ari, Pangeran Jimat (R. Ahmad), R. Aria Wironegoro. Sedangkan makam R. Bendara Moh. Saud, R. Ayu Dewi Rasmana, Ny. Izzah dan lain-lain.
Kompleks pemakaman seluas 112,2 × 109,25 meter mulai dibangun pada 1750 Masehi oleh Pangeran Notokusumo I Asiruddin atau dikenal Penembahan Somala. Ini artinya, Asta Tinggi lebih awal dari Masjid Agung atau Masjid Jamik Sumenep yang dibangun pada 1779 Masehi.
Di setiap kompleks ada penjaga yang siap memberikan informasi dasar yang dibutuhkan. Misal tentang nama-nama dan statusnya sebagai apa. Jika memerlukan informasi yang lebih lengkap bisa mendatangi pusat informasi yang berada di antara Kompleks Barat dan Timur.
Di sana, pengunjung bisa langsung masuk, memilih tempat yang enak dan duduk dengan khidmat untuk sekedar bertawassul dan menikmati suasana religius.
Dua Manfaat
Asta Tinggi tempat ideal untuk menuntaskan dahaga spiritual. Para tokoh yang ada di sana bukanlah sosok sembarangan. Sebut saja salah satunya adalah Penembahan Sumolo yang membangun masjid mewah di masanya dan ikonik di masa kini. Atau Sultan Abdurrahman, sosok penemu makam Sayyid Yusuf Talango ini adalah Raja yang menfungsikan kekuasaannya untuk menyebarkan dan memperkuat agama Islam.
Selain itu, makam ini penuh dengan pengetahuan sejarah. Hamdhan Hakiki, pemuda asal Lenteng datang selain untuk bertawassul, juga untuk mengetahui sejarah raja-raja terdahulu yang pernah memimpin kotanya itu. “Lucu kalau orang Sumenep tidak mengetahui sejarah kotanya sendiri,” katanya.
Memang, di Asta Tinggi ada juru kunci yang siap sedia menjelaskan tentang tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Jika belum puas, peziarah bisa membeli buku kepada penjaga makam yang ditulis oleh Bindara Ahmad berjudul ‘Sejarah Sumenep’. isinya cukup lengkap. Mulai dari Sejarah awal Sumenep, Asal Mula Asta Tinggi hingga Raja-raja Sumenep beserta perananannya. Itu sudah cukup sebagai pengetahuan awal.
Nah, jika dirasa masih kurang, ada tempat yang bisa dikunjungi, terutama bagi peniktmat sejarah. Berjarak 3.4 km dari sana, berdiri keraton Sumenep tempat di mana raja-raja memerintah. Tak jauh dari Keraton, salah satu masjid tertua berdiri.
Selamat Berziarah dan Bersejarah! (*)