Netranews.co.id, Bangkalan – Uang Kuliah Tunggal (UKT) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) disorot oleh Aliansi Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguran Tinggi Keagamaan Islam Negeri se-Indonesia (DEMA PTKIN).
UKT yang menyentuh angka 10 jt lebih banyak dikeluhkan oleh mahasiswa yang kuliah dikampus PTKIN. Pasalnya, mahasiswa yang masuk PTKIN rata-rata adalah kelas ekonomi menengah kebawah. Keluharan mereka biasa mencuat menjelang pembayaran ke kampus.
Di lain sisi, fasilitas yang dinikmati oleh mahasiswa dinilai tidak sebanding dengan nominal UKT yang mereka bayar, bahkan dinilai buruk.
Berdasar alasan di atas, Aliansi Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguran Tinggi Keagamaan Islam Negeri Se Indonesia (DEMA PTKIN) melalui Koordinator Kajian dan Gerakan membuka Posko Pengaduan UKT Kampus PTKIN yang berkerjasama dengan ketua Dema Seluruh Indonesia.
Mas Ody selaku koordinator kajian dan gerakan akan mengumpulkan keluhan mahasiswa dari segala penjuru dan disatukan dalam bentuk aspirasi kepada Kemanag.
“Kami Kelurga Besar Dema PTKIN Mendengarkan Keluhan mahasiswa sehingga aspirasi tentang UKT harus didengarkan dan dikumpulkan lalu kita sampaikan bersama kepada Kemenag,” ucapnya, diterima kantor Netranews, Selasa 28 Mei 2024.
Ia mengungkapkan, keluhan mahasiswa di berbagai PTKIN memiliki persoalan dan keluhan yang hampir sama, yakni tentang mahalnya UKT dan fasiltas kampus yang buruk.
“Gerakan mahasiwa sudah terdangar oleh bebarapa kampus PTKIN yang kami kawal, dengan membawa kasus serupa dan hampir terjadi di kampus PTKIN secara menyeluruh” Lanjut Ody
Koodinator Pusat Dema PTKIN M. Syahrus Shobirin juga menilai penting dibuat posko Pengaduan UKT sebagai aspirator terhadap keluhan mahasiswa yang kian hari kian banyak.
“Saya sampaikan penting Pembukaan Posko Pengaduan UKT untuk menjangkau semua aspirasi mahasiswa kampus PTKIN se-Indonesia, khususnya persoalan UKT dan Fasilitas kampus” pungkasnya. (Sani/bri)