Netranews.co.id, Sumenep – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, keluarkan Surat Edaran (SE) ke seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan fasilitas Layanan Kesehatan (Yankes) untuk menggencarkan sosialisasi mengenai penyakit Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet. Senin, 2 September 2024.
SE itu dikeluarkan melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Sumenep, dengan melampirkan SE dari Kementerian Kesehatan mengenai pencegahan penularan dan penyebaran Mpox di Indonesia.
Dilansir dari halodoc.com, Mpox merupakan penyakit menular karena terinfeksi virus dari kelompok serupa dengan penyakit cacar. Penyakit ini sebenarnya telah ditemukan oleh para ilmuwan sejak tahun 1958, dan terkonfirmasi ditularkan oleh kelompok binatang (zoonosis) ke manusia.
Penyakit yang berasal dari negara Kongo ini sudah menjadi perhatian dunia disebabkan penyebarannya yang cepat bahkan bisa mengancam nyawa.
Cacar monyet pertama kali dan sering ditemukan di negara-negara Afrika Tengah hingga Afrika Barat, namun belakangan penyakit ini mulai merebak dan menjadi endemik di beberapa negara di luar Afrika.
Berdasarkan rilis resmi Kemenkes RI, diketahui per 18 Agustus 2024, Mpox di Indonesia telah terkonfirmasi sebanyak 88 kasus dimana 1 diantaranya meninggal dunia.
Kepala Dinkes P2KB, Ellya Fardasah, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Achmad Syamsuri mengungkapkan rasa syukurnya karena saat ini untuk daerah Sumenep masih belum ada yang terkonfirmasi.
“Namun kami tetap mengikuti arahan dari SE Kemenkes RI, untuk ada kewaspadaan terhadap virus Mpox, karena virus itu sudah masuk ke Jakarta juga,” kata Syamsuri saat dikonfirmasi, pada Senin (02/09)
Ia mengungkapkan, meski belum ada anggaran, saat ini pihaknya telah melakukan sosialisasi melalui seluruh tenaga kesehatan yang tersebar di Polindes maupun Puskesmas, sebab kewaspadaan terhadap virus ini termasuk darurat secara global.
“Kami terus berkoordinasi dengan Puskesmas yang ada, untuk selalu melakukan sosialisasi terkait antisipasi penyebaran penyakit cacar monyet tersebut,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa, Mpox ini memiliki gejala yang samar-samar seperti demam dan muncul bintik-bintik menyerupai cacar biasa.
Sehingga, kata dia, masyarakat harus waspada terhadap penularannya yang bisa menular hanya dengan sentuhan langsung.
Syamsuri menjelaskan, penyakit Mpox ini hampir sama dengan cacar biasa, bedanya, cacar monyet (Mpox) terdapat cairan seperti nana.
“Bedanya, cacar monyet ini berbintik hitam disertai dengan nanah, bagi masyarakat yang merasakan gejalanya harus segera periksa ke Puskesmas terdekat,” jelasnya.
Sementara itu, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk terus menjaga pola kesehatan yang baik agar terhindar dari penyakit Mpox atau cacar monyet.
“Biasakan hidup sehat, makan teratur, istirahat yang cukup, mandi menggunakan sabun dan semacamnya,” ujarnya.
Ia juga berharap agar masyarakat bisa bercermin ke pandemi yang lalu jika seandainya di Sumenep terkonfirmasi.
“Masyarakat juga tidak perlu takut untuk diisolasi, karena meskipun penyakitnya tidak terlalu parah, yang berbahaya itu penularannya, di Puskesmas juga sudah ada fasilitas isolasi untuk bagi penyakit menular seperti ini,” pungkasnya. (Dim/red)