Netranews.co.id, Sumenep – Kabar miring mengenai dugaan adanya pelecehan seksual terhadap mahasiswi di Sekolah Tinggi Keguguran dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep, Jawa Timur, bergulir hingga terjadi demonstrasi. Kamis, 26 September 2024.
Kampus berjuluk Tanean Lanjang itu didemo oleh sejumlah mahasiswa yang diinisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STKIP PGRI Sumenep guna menyoroti dugaan tindakan tidak senonoh oleh oknum dosen setempat.
“Ini sangat mengkhawatirkan. Karena dapat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan mahasiswa dalam mengikuti proses perkuliahan,” kata Abd Halim saat demonstrasi berlangsung.
Mahasiswa-mahasiswi yang turun jalan itu menuding bahwa kampus mereka kurang maksimal dalam menjalankan tugas pokok dari Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), sehingga sejumlah mahasiswi kerap menjadi korban predator seksual dari oknum dosen.
“Kinerja Satgas PPKS sampai sekarang belum jelas. Makanya, korban tidak berani untuk melaporkan tindakan pelecehan yang dialami,” tegasnya.
Sementara itu, koordinator lapangan aksi tersebut, Wasilah mengungkapkan bahwa dirinya sudah menerima sejumlah curhatan dari para korban yang diduga mengalami pelecehan itu.
“Namun mereka merasa, belum ada jaminan keamanan bagi mahasiswa yang ingin melaporkan kasus asusila ini,” ungkapnya.
Ia menyebut masing-masing korban itu mengalami pelecehan dengan motif yang berbeda. Bahkan, pihaknya juga telah mengantongi bukti dari para korban.
“Meskipun begitu, Satgas PPKS tidak ada solusi dan langkah konkret untuk mengatasi kasus pelecehan itu,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumenep Moh. Fauzi mengungkapkan, pengelola kampus memiliki semangat yang sama dengan mahasiswa. Khususnya, dalam mencegah dan menumpas kasus pelecehan serta kekerasan seksual di lingkungan Kampus Taneyan Lanjang.
“Kami tidak akan memberikan ruang terhadap predator seksual,” katanya.
Tiap dugaan pelecehan dan kekerasan seksual, diminta segera dilaporkan kepada Satgas PPKS. Sebab, hal kasus tersebut menjadi kewenangan Satgas untuk segera ditindaklanjuti sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.
“Untuk kinerja, kami akan lakukan evaluasi,” ucapnya.
Menguatkan pernyataan pimpinan kampus, Ketua STKIP PGRI Sumenep Asmoni menjamin keamanan korban. Baik dari ancaman secara akademik atau bahkan non akademik. Maka dari itu, mahasiswa atau korban tidak perlu risau dalam melakukan laporan.
“Silakan segera laporkan kepada Satgas PPKS, supaya dapat ditindak tegas. Kalau mau dilanjutkan ke ranah hukum, kami juga mempersilakan,” pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Satgas PPKS, Raudlatun menganggap aksi demonstrasi yang dilakukan BEM STKIP PGRI Sumenep sebagai gerakan positif. Semua aspirasi yang disampaikan, menjadi bahan evaluasi untuk membenahi kinerja ke depan.
Odax, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa Satgas PPKS telah bekerja sama dengan Unit Perlindungan Perepuan dan Anak (PPA) Polres Sumenep. Selain itu, kerja sama penanganan kasus serupa juga dikerjasamakan dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A).
“Jika ada kasus dilingkungan kampus, silakan laporkan ke kami. Kami akan menindak lanjuti sesuai prosedur yang berlaku,” jelasnya.
Selanjutnya, hasil kajian dari laporan yang diterima Satgas PPKS, segera direkomendasikan kepada pimpinan kampus setempat. Namun demikian, selama ini belum ada pihak korban yang menyampaikan laporan sama sekali.
“Kami mendorong seluruh mahasiswa, termasuk BEM, untuk melaporkan jika ada kasus kekerasan seksual berikut bukti-buktinya. Kami akan menyembunyikan identitas pelapor,” pungkasnya. (Dim/red)