Netranews.co.id, Sumenep – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, maksimalkan pembentukan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) melalui program kerja (proker) yang akan dijalankan tahun 2025. Senin, 28 Oktober 2024.
Beberapa proker yang dirumuskan itu semaksimal mungkin ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat, salah satunya proker pembiayaan Berani Mitra dan Berani Simpel melalui BUMD Perbankan milik Pemkab Sumenep, PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar (Perseroda).
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Sumenep, Dadang Deddy Iskandar mengatakan program pembiayaan itu merupakan upaya Pemkab setempat untuk meringankan beban masyarakat yang membutuhkan.
Utamanya, kata dia, bagi masyarakat yang seringkali melakukan peminjaman ke lembaga pembiayaan yang memberatkan dengan bunganya yang tinggi hingga membuat masyarakat terlilit utang-piutang.
“Program Berani Simpel dan Berani Mitra itu nanti kita gandeng BPRS Bhakti Sumekar dan sosialisasi melalui Pemerintah Desa agar masyarakat di Desa bisa tahu informasi mengenai pembiayaan ini,” jelasnya.
Menurutnya, sosialisasi itu perlu dilakukan agar masyarakat bisa memanfaatkan adanya proker dari Pemkab Sumenep yang bertujuan untuk membantu pembiayaan, khususnya bagi pelaku usaha mikro yang ingin mengembangkan usahanya.
“Ini kita harapkan agar informasi tentang pembiayaan Berani Mitra itu bisa disampaikan ke masyarakat, karena kita tahu di masyarakat saat ini marak peminjam yang bunganya memberatkan, terutama yang ilegal,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya ingin menyeriusi persoalan perekonomian di masyarakat, agar pertumbuhan dan pembangunan perekonomian itu lebih stabil.
“Kita ingin masyarakat tidak terjebak dan terjerumus ke pembiayaan yang ilegal, kita akan memberantas itu. Makanya pemerintah hadir dengan pembiayaan yang ringan dan mudah untuk masyarakat,” ujarnya.
Program pembiayaan itu, kata dia, merupakan pembiayaan ringan untuk masyarakat atau pelaku yang membutuhkan pengembangan usahanya, karena bunganya yang rendah bahkan ada yang tanpa bunga.
“Pembiayaan itu dari bunga 0 persen, 3 persen hkngga 6 persen yang tidak akan memberatkan ke UMKM,” pungkasnya. (Dim/red)