Netranews.co.id, Sumenep – Penyakit Hewan Ternak yang menyerang ratusan sapi hingga menyebabkan puluhan ternak mati di Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, masih belum mampu teridentifikasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Selasa, 31 Desember 2024.
Kabar tentang penyakit yang menyerang ratusan sati itu sempat membuat panik peternak hingga ada yang menjual sapinya dengan harga miring demi menghindari kerugian akibat kematian ternaknya.
Menindaklanjuti kasus kematian sapi yang cukup tinggi itu, Pemkab Sumenep melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat mengambil langkah untuk mendatangi para peternak di Desa Prancak.
Kendati demikian, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Sumenep, drh. Zulfa menyatakan bahwa pihaknya masih belum bisa mengidentifikasi penyakit tersebuttersebut karena masih belum dilakukan uji laboratorium.
“Untuk penyakitnya kami masih belum bisa memastikan karena harus ada uji lab dulu, tapi kalau berdasarkan gejalanya yang mati mendadak itu kemungkinan efek dari rumput yang dipupuk dan disemprot,” ujarnya saat diwawancarai melalui Whatsapp, pada Selasa (31/12).
Menurutnya, rumput yang dijadikan pakan sapi ternak itu memiliki kandungan kandungan gas yang menyebabkan kembung kepada hewan ternak.
Sehingga, ia menyarankan agar peternak melayukan dulu rumput yang baru diambil sebelum memberikannya sebagai pakan ke sapinya.
“Rumput itu harus dilayukan dulu untuk mengurangi kandungan gas pada rumput yang menyebabkan sapi kembung. Karena kembung itu jika tidak cepat ditangani, kematiannua juga cepat,” jelasnya.
Untuk menghindari hal tersebut, ia juga mengimbau agar peternak baik di Desa Prancak maupun Desa lain di Sumenep agar memperhatikan pakan hewan ternaknya.
“Juga tidak lupa untuk terus membersihkan kandang dan tidak mendatangkan sapi baru dulu selama musim pancaroba ini. Karena sapi baru itu yang biasanya membawa penuakit dan menular,” tandasnya.
Selain itu, ia menambahkan agar masyarakat segera melapor jika ternaknya sakit agar bisa diobati sesegera mungkin, serta mengimbau agar masyarakat juga tidak menolak vaksin jika nanti ada vaksinasi hewan ternak dari pemerintah.
“Karena pengendalian dan pencegahan penyakit itu dari vaksin, jadi saya harap masyarakat tidak menolak itu,” pungkasnya. (Dim/red)