Netranews.co.id, Sumenep – Gelombang demonstrasi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, masih berlangsung sejak 29 Agustus 2025. Kali ini ratusan mahasiswa Universitas Wiraraja Madura serbu Markas Kepolisian Resort (Mapolres) setempat, pada Minggu (31/08/2025), buntut tragedi 28 Agustus yang menewaskan seorang demonstran.
Tragedi tak terhindarkan yang menewaskan salah satu sopir ojek online (Ojol), Affan Kurniawan dalam demonstrasi di Komplek Senayan DPR RI menimbulkan berbagai reaksi di seluruh Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten paling timur Pulau Madura.
Massa aksi yang dipimpin langsung oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Universitas Wiraraja Madura (UNIJA) kali ini turun jalan di depan Mapolres Sumenep menyampaikan sejumlah tuntutan mereka mengenai polemik yang terjadi secara nasional.
Presma Unija, Abdurrahman Saleh mengatakan seruan yang disampaikan mahasiswa bukan hanya reaksi terhadap peristiwa nasional saja, namun merupakan bentuk harapan agar tidak terjadi lagi kekerasan oleh oknum aparat terhadap aktivis demonstran.
“Tindakan represif oleh aparat ini kerap terjadi dalam berbagai demonstrasi, ,dan itu merupakan pelanggaran hak asasi serta bentuk pembungkaman agar rakyat takut untuk bergerak,” ujar Rahman saat demonstrasi berlangsung.
Menurutnya, tragedi 28 Agustus itu hanya salah satu dari sekian kasus yang terjadi karena ulah oknum aparat yang minim tanggung jawab, serta menjadi indikator institusi POLRI sudah mulai kurang sehat dan harus berbenah.
“Mungkin kejadian itu tidak terjadi di Sumenep, namun bisa jadi nanti atau esok terjadi hal serupa,” ungkapnya.
Berdasarkan hal itu, Mahasiswa mendesak Polres Sumenep untuk memenuhi dua tuntutan yang mereka sampaikan. Adapun tuntutan yang mereka sampaikan, sebagai berikut:
1. Menuntut kepada kapolres sumenep tindakan Represivitas Polri tidak terjadi di batang tubuh Polres Sumenep.
2. Mendesak Kapolres Sumenep untuk memberikan pernyataan sikap dukungan pemecatan secara tidak hormat terhadap oknum anggota POLRI yang melakukan tindakan represif terhadap masa aksi demonstrasi termasuk pembunuh Affan Kurniawan.
Sementara itu, Kapolres Sumenep, AKBP Rivanda turun langsung menemui mahasiswa yang menyampaikan orasi dan tuntutan secara damai.
Ia mengapresiasi demonstrasi mahasiswa Universitas Wiraraja Madura yang berlangsung damai dan tidak anarkis, serta duduk berdialog secara aktif bersama massa aksi.
Secara tegas, ia juga menyatakan bahwa selama di bawah kepemimpinannya Polres Sumenep akan mengawasi dan mengontrol anggotanya agar tidak melakukan tindakan represif, serta bertindak secara humanis terhadap aktivis.
“Saya berkomitmen, tidak akan saya mau pun anggota saya akan melakukan tindakan represif, apalagi berlebihan sampai membunuh,” pungkasnya tegas. (Dim/red)
