Kematian bayi adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berusia satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Jika kematian yang terjadi sebelum bayi berusia 28 hari maka disebut Kematian neonatal . D kecamatan X bayi meninggal pada usia 6 hari saat perjalanan dirujuk dari RSI Garam Kalianget ke RSUD Sampang. Dalam hal ini pihak keluarga menyalahkan pengambilan sampel darah SHK (Skreening hipotiroid kongenital) yang menyebabkan bayi sakit dan kemudian meninggal.
Pada kenyataannya Skreening hipotiroid kongenital adalah skreening yang dilakukan pada bayi baru lahir untuk mendeteksi apakah terjadi penurunan atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hipotiroid kongenital adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau defisiensi iodium Kekurangan hormon tiroid pada bayi dan masa awal kehidupan, bisa mengakibatkan retardasi mental (keterbelakangan mental) dan hambatan pertumbuhan (pendek/stunting). Skreening Hipotiroid Kongenital ini dilaksanakan berdasarkan Permenkes no 78 Tahun 2014 tentang Skreening Hipotiroid kongenital, SE nomor 02.02/II/3398/2022 tentang kewajiban pelaksanaan SHK dan Kepmenkes HK 01-07 MENKES 1511-2023 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan SHK. Untuk Kabupaten Sumenep pelaksanaan SHK mulai per tanggal 1 September 2023.
Sedangkan Teknik pengambilan sampel darah yang digunakan adalah melalui tumit bayi (heel prick). Teknik ini adalah cara yang sangat dianjurkan dan paling banyak dilakukan diseluruh dunia. Darah yang keluar diteteskan pada kertas saring khusus sampai bulatan kertas penuh terisi darah, kemudian setelah kering dikirim ke laboratorium SHK di RS dr Soetomo Surabaya.
ANALISA SITUASI
Situasi di Kabupaten Sumenep
Sampai dengan bulan Oktober tahun 2023 ini jumlah lahir hidup diwilayah Kabupaten Sumenep sebanyak 12 068.bayi. Sejak tanggal 1 Sepember 2023 sampai saat ini bayi baru lahir yang sudah dilakukan pengambilan sampel darah untuk pelaksanaan SHK sebanyak 1078 bayi, yang sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium di RSUD dr. Soetomo Surabaya sebanyak 1024 bayi, dengan hasil negatif sebanyak 1023 bayi dan hasil TSH tinggi ada 1 bayi dari Kecamatan V yang sekarang sudah dirujuk ke RSUD Dr. H MOH. Anwar Sumenep untuk pemeriksaan lebih lanjut, sedangkan 1022 bayi sampai dengan saat ini hidup sehat dan tidak ada keluhan kecuali laporan dari kecamatan X 1 (satu) bayi meninggal 61 jam pasca dilakukan pengambilan sampel darah SHK.
Situasi di Kecamatan X
Sampai dengan bulan November tahun 2023 ini jumlah lahir hidup diwilayah Kecamatan X sebanyak 420.bayi. Jumlah bayi yang lahir hidup mulai bulan September sampai dengan November 2023 sebanyak 107 bayi, dan yang lahir normal di Puskesmas X sebanyak 42 bayi, dimana 35 bayi diantaranya sudah di lakukan pengambilan sampel darah SHK di Puskesmas X. Dari 35 bayi yang dilakukan pengambilan sampel darah SHK ditemukan 1 bayi meninggal 61 jam pasca dilakukan pengambilan sampel darah SHK.
LANGKAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMENEP
Langkah yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep. melakukan AMP( Audit Maternal Perinatal) di Puskesmas X, melakukan koordinasi bersama Puskesmas setempat dengan FORPIMCAM dan Kepala Desa T untuk melakukan silaturahmi dan klarifikasi mengenai penyebab kematian bayi tersebut. Dinas Kesehatan Sumenep juga melakukan AMP bersama tim AMP Kabupaten Sumenep dan tim AMP Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.
LANGKAH PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
Langkah yang sudah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sumenep adalah membentuk satuan petugas khusus independen yang diinisiasi oleh Achmad Fauzi Wongsojudo, Bupati Sumenep, melakukan audit dan penelusuran terkait kematian bayi tersebut. Tim Satuan Petugas Khusus independen ini terdiri dari, 5 unsur profesi medis dan lintas sektor, yaitu :
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumenep
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sumenep
Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium (PALTEKI) Sumenep.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sumenep
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumenep
Forpimcam
Kepala Desa
Tokoh masyarakat dan tokoh agama
Civitas Akademi dari Universitas Wiraraja
Rekomendasi :
IDAI, IDI, IBI, PPNI dan PALTEKI memberi kesimpulan bahwa pelaksanaan SHK yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sudah sesuai dengan Standart Operasional Prosedur
Penyebab kematian bayi di Kecamatan X tidak berhubungan dengan pengambilan sample darah untuk pelaksanaan SHK
Edukasi dan konseling yang lebih komunikatif kepada keluarga bayi yang akan dilakukan pengambilan sampel
untuk pelaksanaan SHK