Netranews.co.id, Sumenep – Konflik dualisme kempemimpinan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sumenep berakhir. Semua pengurus yang berkonflik sepakat bersatu pada tanggal 19 Desember 2023 melalui islah demi rakyat.
Ketua DPC GMNI Wahid versi Konferensi cabang luar biasa mengatakan, Marhaenisme sebagai ideologi GMNI, adalah ajaran yang salah satu titik poinnya mengajarkan tentang konsepsi persatuan dan kesatuan.
“Selama ini kami sebagian kader GmnI Sumenep kebelinger dalam menjalankan dealektika internal organisasi sehingga muncul perpecahan di internal kami, hari ini kami semua menyadari bahwa perpecahan hanya akan menguntungkan musuh kami dalam bergerak yakni sistem new inprealisme dan new kolonialisme,” kata Bung Wahid.
Alimudin, Ketua DPC GMNI Sumenep mengatakan, Tujuan kami bersatu ini tidak lain adalah untuk menyatukan kekuatan agar tujuan serta cita cita organisasi GMNIÂ untuk melaksanakan amanah penderitaan rakyat (kaum marhaen Indonesia) dan pihaknya menyadari, bahwa, dialektika internal organisasi terkadang ada yang mengarah pada hal-hal yang positif bagi kami tapi ada juga yang mengarah pada hal hal yang nigatif bagi kami.
“Sehingga mau tidak mau kami harus melakukan evaluasi berdasarkan AD/ART serta PO GMNI terkait dengan internal organisasi secara administrasi organisasi dan Alhamdulillah kawan-kawan bersepakat untuk terus belajar dan berproses di GMNI dengan panduan Ideologi serta AD/ ART GMNI .semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa memberi kesabaran dan kekuatan pada kami semua untuk bisa menjalankan amanah Tri Darma perguruan tinggi agar kami bisa terus istiqomah dalam memaksimalkan fungsi kami sebagai pemuda dan mahasiswa,” tandas Bung Ali.
Pantauan media ini, DPC GMNI Sumenep yang awalnya berstatus DPC GMNI definitive, berubah menjadi cabang karteker dengan Ketua Cabang Karteker terpilih Bung Alimuddin dan sekretaris Karteker terpilih Bung Wahid. (bri)