Sikap PBNU dalam Pusaran Politik Praktis 2024
Seperti remaja laki-laki yang berebut cinta gadis cantik di dasar kahyangan, berujung pada pertengkaran dahsyat hingga berakibat bunuh-bunuhan. Itulah potret awal masa pubertas seorang anak laki-laki. Ini sebenarnya hal yang wajar terjadi di dalam legenda percintaan, pada masa baru puber, proses puber dan post-puber.
Posisi PBNU yang sekarang masih berada dalam kriteria baru puber karena masih belum bisa memberi maaf pada kesalahan yang telah lalu.
Puber pada umumnya dialami anak pada usia peralihan sekolah dari SD ke SMP. Maka sangat wajar jika masih belum bisa memahami sabda Rasulullah SAW yang dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud.
“Islam melarang muslim untuk marah, memutus hubungan, saling membenci, hingga tidak bertegur sapa dengan saudara sesama muslimnya selama lebih dari tiga hari”
Perpolitikan Indonesia yang mengalami ketidak jelasan dalam memilih pemimpin dari masa ke masa, memberi dampak buruk terhadap pertemanan, persahabatan, kekeluargaan, pendidikan, hingga pembentukan kemiskinan. Seperti yang menimpa mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa (PWNU) Timur (Jatim) KH Marzuki Mustamar.
PBNU memecat Kiai Marzuki sebagai Ketua PWNU Jatim karena beda pilihat politik. Ya meski pemecatan itu dikatakan bukan soal urusan Pilpres, tapi alasannya juga juga tidak kuat. Urusan internal? Ah, itu formalitas saja!
Mungkin pengurus PBNU sekarang lupa bahwa NU adalah organisasi sosial kemasyarakatan terbesar di Indonesia. Anggotanya berkisar 95 juta pada tahun (2021). Hal itu menobatkan NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia.
Kini PBNU malah memutuskan menjadi lembaga yang (baru puber) hanya karena perpolitikan. beberapa orang tua biasanya mengeluh karena sulit untuk memahami jalan pikiran sang anak yang sedang dalam masa puber. Mereka juga mengalami kenaikan hormon yang menjadi pemicu timbulnya hasrat pada lawan jenis. Dengan begitu bila ada calon gebetan cantik apalagi kaya langsung di slepet, kayak kata Cak Imin “Perubahan suasana hati”
Masa pubertas bisa menjadi masa yang sulit bagi anak-anak. Banyak dari mereka yang kesulitan beradaptasi dengan kondisi baru. Jerawat mulai bermunculan, bau badan, bahkan berat badan beberapa anak bertambah. Hal seperti ini seringkali membuat mereka merasa rendah diri. Suasana hati dan keadaan cenderung tidak menentu dan membingungkan.
Hal itu terkadang membuat orang tua sedih, namun tidak bisa menyalahkan si anak yang bernama PBNU itu Karena mereka mungkin juga kesulitan menjelaskan emosinya.
Namun, jangan khawatir, berikut adalah cara yang bisa dilakukan untuk mendampingi anak remaja seusia PBNU:
1. Mendorong anak menerapkan hidup sehat
Doronglah anak untuk mengkonsumsi makanan sehat, perbanyak tidur, olahraga secara teratur dan jangan sering telfonan sama 𝘱𝘢𝘬 𝘌𝘳𝘪𝘬 𝘵𝘰𝘩𝘪𝘳 agar tidak strees
2. Membangun citra diri yang positif
Kurangilah bermain hp, hal itu bisa membuat mereka membanding bandingkan dirinya dengan temannya, sehingga menjadi tidak percaya diri pada dirinya sendiri. Bantu mereka memahami bahwa ia akan mengalami perubahan fisik yang sama dengan anak lainnya, hanya saja waktuny bisa berbeda. Yakinkan pada si PBNU bahwa tubuhnya akan mencapai perkembangan yang seimbang, pada akhirnya nanti setelah bertobat dari keburukan politik dirinya
Penulis: Abdul Muiz Jurnalis Jember
Editor : Bahri