Netranews.co.id, Sumenep – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC. PMII) Sumenep datangi kantor DPRD Sumenep tuntut kembalikan citra pendidikan di Sumenep yang tercoreng oleh berbagai tindakan amoral, termasuk kejahatan pelecehan seksual.
Koordinator gerakan ini, Moh. Aisy menegaskan bahwa PC PMII Sumenep tidak akan berhenti mengingatkan pemerintah daerah agar tidak menganggap remeh kasus-kasus yang terjadi di lingkungan pendidikan.
“Setiap tahun kasus yang sama viral, tapi penanganan pemerintah selalu lamban, terlalu meremehkan,” kata Aisy, saat berdiskusi bersama anggota DPRD di Kantor Dewan.
Pihaknya menilai pemerintah hanya merespon tindakan amoral itu setelah kasus pelecehan seksual viral di media, tetapi tidak pernah melakukan pencegahan.
Pihaknya menuntut DPRD Sumenep melalui Komisi IV agar lebih proaktif mengawasi kinerja pemerintah daerah dalam melaksanakan agenda substansial terkait perlindungan anak.
“Kami meminta Komisi 4 DPRD Sumenep untuk mengawasi kinerja pemerintah daerah dalam melaksanakan agenda-agenda substansial terkait perlindungan anak,” tegasnya.
Mengingat seringnya terjadi tindak kejahatan di ruang pendidikan yang melibatkan anak-anak di bawah umur, aktivis Muda Batuputih itu menekankan pentingnya perbaikan manajemen hubungan antara guru dan siswa.
Menurutnya, untuk mencegah pelecehan seksual, tidak cukup hanya dengan pendekatan norma agama maupun hukum.
“Pemerintah perlu menciptakan tata kelola yang menutup peluang terjadinya pelecehan seksual,” tandasnya.
Ia berharap agar Komisi IV DPRD Sumenep, yang memiliki kewenangan terkait agar dapat bekerja sama secara maksimal dalam mencegah kasus pencabulan anak di Sumenep.
“Langkah ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menjaga dunia pendidikan tetap bersih dan aman bagi generasi penerus bangsa,” pungkasnya. (Dim/red)