Netranews.co.id, Kota Malang – Supriyadi membuat inovasi beriket kompos atau Bikromek berbasis sreww press yang memanfaatkan sampah daun kering.
Pria yang kini berprofesi sebagai guru di SMPN 30 Negeri Kota Malang itu memulai inovasi Bikromek dengan sampah daung yang ada di sekitar sekolah ia mengajar.
“Salah satu bahan briket ini yakni sampah daun di sekolah kemudian di olah,” kata Supriyadi seperti dikutip dari Antara. (18/11/2024).
Ia menjelaskan, dalam proses pembuatan briket membutuhkan empat kantong daun kering untuk dijadikan pupuk kompos setelahnya akan di olah menjadi briket.
Meski demikian, Guru mata pelajaran Ilku Pengetahuan Alam (IPA) itu mengaku dalam membuat bikromek ramah lingkungan awalnya sering mengalami kendala yakni pada komposisi pembuatan.
“Kalau 100 persen pakai daun kering setelah di bakar itu tetap tidak bisa.” terang dia.
Tak sendiri, ia bersama tim uji coba mulai memformulasikan komposisi bikromek yang sekiranya sesuai harapan. Komposisi baru terdapat bahan campuran diantaranya tepung Tapioka, arang tempurung kelapa 30 persen, arang sekam 50 persen dan daun kering 45 persen.
Pria 50 tahun ini juga mengatakan alat pres yang digunakan untuk mencetak adonan menggunakan peralatan sederhana yang dirakit.
Kendala lain, sambung dia, proses pengeringan usai press bahan membutuhkan waktu sekutar enam hari mengingat cuaca sudah musim hujan. “Kalo pabrik kan cepet karena mereka pakai oven khusus.” imbuhnya.
Inovasi tersebut bertujuan agar para anak didiknya bisa mengeksplor pengetahuan dan memanfaatkan sumber daya energi yang ramah lingkungan serta sebagai upaya melestarikan lingkungan.
“Untuk mengatasi sebuah permasalahan tidak cukup hanya teori tapi harus praktik. Saya Guru yang upayanya memberikan ilmu ke siswa.” ucapnya (red)