Netranews.co.id, Sumenep – Plt Kepala Dinas Kesehatan P2KB Sumenep Agus Sulasno tidak bisa memberikan jawaban atas tuntun masyarakat dan sebaliknya, ia menunjukkan ekspresi sikap menantang, ibarat tingkah laku preman.
Agus kala itu tengah mendengarkan orasi para demonstran. Massa aksi menuntut agar kasus bayi meninggal akibat suntik tumit diusut sampai tuntas. Mereka juga meminta Kepala Puskesmas Batang-Batang dipecat karena tidak bisa bertanggung jawab atas nasib malang bayi tersebut.
Kasus bayi meninggal diduga akibat suntik tumit ini belum ada keterangan yang profesional dari pihak puskesmas dan rumah sakit. Misal, keterangan uji lab atau keterangan medis lainnya.
Keluarga dan masyarakat, sudah lama meminta penjelasan dari pihak bersangkutan, hingga akhirnya mereka turun jalan meminta pihak pemerintah ikut menengahi.
Namun, masyarakat malah mendapat sikap menantang dari Plt Kadinkes P2KB Agus Sulasno sambil bersedekap tangan, sedikit cengingisan, agus maju seperti akan membenturkan badannya ke orator Namun dengan sigap dicegah oleh pihak kepolisian yang tengah mengawal aksi demonstran.
Usai itu, Agus dikonfirmasi oleh para wartawan mengenai sikapnya yang kurang etis tersebut.
Menurut Agus, sikapnya adalah untuk menanggapi perkataan demonstran yang katanya ingin membunuhnya. “Saya ingin bertanya kenapa saya ingin dibunuh, apa kesalahan saya. Tidak ada yang kebal hukum di sini, semua sama,” katanya.
Kemudian saat disinggung perkembangan penanganan kasus tersebut, Agus sendiri ragu atas keputusan RSI Kalianget untjk merujuk bayi tersebut ke RS Sampang.
Menurutnya, dari hasil klarifikasi itu, Puskesmas Batang-Batang telah menerapkan pengambilan sampel darah bayi dengan cara suntik tumit sudah sesuai aturan.
“Setelah diperiksa dia (bayi) dan diambil sampelnya dia pulang, sehari berikutnya dia kembali lagi lalu dirujuk ke RSI Kalianget.”
“Nah dari RSI ini kenapa dirujuk ke RSI Sampang, nah RSI ini tidak bisa menjawab dasarnya apa. Jadi kami tidak mau lempar tanggungjawab mohon maaf.” tegas Agus. (Bhri)