Netranews.co.id, Sumenep – Nasib malang menimpa Sulastri (30), seorang ibu rumah tangga asal Desa Batang-batang Daya, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yang diduga menjadi korban penganiayaan seorang wanita inisial D dan keluarganya. Jum’at, 30 Agustus 2024.
Dugaan penganiayaan itu terjadi di halaman rumah D sebagai terlapor, Dusun Endah, Desa Batang-batang Daya, pada Sabtu (24/08) sekitar pukul 21.00 WIB.
Penganiayaan yang dialaminya dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Sumenep, pada Minggu (25/08/2024), dengan terlapor D dan keluarganya, yaitu inisial SN dan ST.
Akibat penganiayaan itu, Sulastri mengalami luka memar di bagian tangan kanan dan kiri. Luka itu juga dialami wajah Ibunya, Asmani Ningsih dan luka memar di tangan kanan Hosna yang saat itu menyaksikan dan ikut melerai kejadian dugaan penganiayaan tersebut.
Sulastri menjelaskan, kronologi kejadian berawal saat ia mendatangi rumah D untuk melakukan konfirmasi mengenai kebenaran pertemuan secara sembunyi-sembunyi antara D dan suami Sulastri.
Ia menduga, D memiliki hubungan misterius dengan suaminya karena diberitahu Asmani Ningsih bahwa suaminya bertemu D di pinggir jalan, sementara suaminya enggan memberikan handphone miliknya saat hendak dicek oleh Sulastri.
“Saya awalnya datang ke rumah D dan bertanya baik-baik tentang pertemuan antara suami saya dan D. Namun, tiba-tiba tangan saya dipegang oleh SN dan ST, lalu mereka mendorong saya,” kata Sulastri menjelaskan.
Sementara itu, warga setempat, Muhammad Astoto yang menjadi saksi mata pada kejadian itu mengatakan kedua belah pihak saling adu mulut sampai terjadi dorongan terhadap korban hingga terjatuh.
Setelah itu, datang Hosna dan Asmani Ningsih untuk melerai dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh D, SN dan ST terhadap Sulastri, namun keduanya sama-sama menjadi korban.
“Awalnya hanya terjadi adu mulut, tetapi lama-kelamaan terjadi pertikaian dan dilerai oleh Hosna dan Asmani Ningsih, namun keduanya juga mengalami nasib yang sama dengan Sulastri sebagai korban,” kata Totok sapaan akrabnya.
“Saya sempat mengingatkan SN agar tidak melakukan kekerasan saat itu, namun mungkin karena terbakar emosi,” sambungnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sariwana, warga setempat yang juga menyaksikan secara langsung kejadian itu. Menurutnya, korban pada saat itu telah datang secara baik-baik untuk mengklarifikasi perihal suaminya.
“Pada saat Sulastri bertanya baik-baik namun D mengelak. Setelah itu, terjadi lah cekcok dan adu mulut,” kata Sariwana.
Ia menyebutkan bahwa akibat cekcok dan adu mulut itu malah berakhir pertikaian saat Sulastri hendak mendekati D di teras rumahnya untuk memperjelas konfirmasi yang dilakukan.
“Tapi SN dan ST langsung menghalangi Sulastri dan memegang tangannya hingga mendorongnya,” ungkap Sariwana.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Polres Sumenep kemudian mengeluarkan surat tanda terima laporan dengan nomor LP/B/210/VIII/2024/SPKT/POLRES SUMENEP/POLDA JAWA TIMUR pada Minggu, 25 Agustus 2024.
Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti menuturkan, pihaknya masih belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, karena laporan tersebut masih akan dicek kembali.
“Nanti saya cek Mas, Saya akan cek dulu karena saat ini saya juga masih di rumah sakit,” pungkasnya. (Dim/red)