Netranews.co.id, Sumenep – Warga Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, dirundung masalah wabah menular pada hewan ternak. Puluhan sapi ternak mati. Senin, 30 Desember 2024.
Bagaimana tidak, sekitar 40 ekor sapi ternak milik warga Desa Prancak mati terkena wabah penyakit misterius. Dan ratusan sapi yang diduga terjangkit dijual dengan harga miring.
Salah satu peternak sapi, Naufil Hasbie menuturkan bahwa sapi miliknya juga terjangkit penyakit yang tidak diketahui jenisnya. Selama beberapa hari sapi milik dia mengalami kondisi yang tidak seperti biasanya.
“Ciri-cirinya nafsu makan kurang, keluar busa dan batuk,” kata Naufil.
Ia menyebutkan, penyakit tersebut sudah berjalan hampir dua bulan menyerang sapi ternak warga di desa Prancak. Saat ini bedasarkan data yang di himpun sebanyak 150 ekor sapi terjangkit dan dijual dengan harga miring.
“Ada sekitar 150 ekor sapi punya warga disni yang dijual. Kalau tidak dijual mereka hawatir sapinya mati. Tapi dijualnya dengan harga tak normal.” ungkapnya.
Lanjut, sapi yang dijual oleh peternak ke pasar rata-rata Rp. 6,5 juta per ekor untuk ukuran sapi dewasa yang semestinya dihargai sekitar Rp. 15 juta per ekor.
Kendati demikian, peternak terpaksa harus menjuan sapinya karena takut mati dan menimbulkan kerugian banyak. Bahkan bisa terancam ternaknya mati.
“Kalau anakan sapi biasanya harga normal Rp. 5 juta, akibat terserang penyakit dijual Rp. 500 ribu sampai Rp. 2,5 juta per ekor. Jelas ini rugi kalo harga jualnya segitu.” imbuh Naufil.
“Sampai saat ini penyakit tersebut belum teridentifikasi oleh medis, entah jenis penyakit apa itu. Kalau sapi yang sudah parah tanda-tandanya juga ada luka di bagian kaki.” pungkasnya.
Kini, warga Desa Prancak yang notabenenya peternak sapi hanya bisa pasrah dan menjual sapi mereka sebelum mati karena penyakit menular itu.
“Kami harap pemerintah bisa menemukan solusinya, dan warga tak cemas lagi untuk melanjutkan ternak sapi. Karena ternak sapi bagi warga disini adalah aset.” ucapnya (Dim)