Netranews.co.id, Sumenep – Demonstrasi yang dilakukan ratusan mahasiswa Universitas Wiraraja Madura dilanjutkan ke depan Gedung DPRD Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, setelah melakukan orasi di Mapolres setempat, pada Minggu (31/8/2025).
Hal ini juga dipicu oleh dua persoalan utama, yaitu penolakan DPR RI untuk menemui massa aksi di Jakarta dan isu kenaikan tunjangan DPR yang memicu kemarahan publik.
Selain itu, mereka menilai, tragedi 28 Agustus yang menewaskan salah satu ojek online adalah cermin dari matinya empati dan demokrasi, di mana aspirasi rakyat dibungkam dan hak asasi manusia dilanggar.
“Kami tidak hanya datang untuk demonstrasi, ini adalah seruan moral. Ketika rakyat menyuarakan keresahannya, DPR justru memilih menutup diri. Ditambah lagi, mereka berencana menaikkan tunjangan di saat banyak persoalan bangsa belum selesai,” teriak Presma Universitas Wiraraja, Abdurrahman Saleh saat orasi.
Aksi lanjutan setelah mendemo Polres Sumenep itu kurang lebih membawa empat tuntutan krusial kepada DPRD Sumenep untuk diteruskan ke pemerintah pusat, di antaranya:
- Tolak Kenaikan Tunjangan DPR: Mahasiswa mendesak agar rencana kenaikan tunjangan DPR dibatalkan. Mereka menuntut agar anggaran tersebut dialihkan untuk pendidikan dan kesehatan yang dianggap lebih mendesak.
- Sahkan RUU Perampasan Aset: Massa meminta agar DPRD Sumenep segera mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset. RUU ini dianggap penting untuk memberantas korupsi dan kejahatan lainnya dengan memungkinkan penyitaan aset hasil kejahatan.
- Buka Ruang Demokrasi: Mahasiswa menuntut agar DPRD Sumenep membuka ruang aspirasi rakyat secara transparan, tanpa intimidasi atau represi. Mereka mengecam sikap DPRD yang dinilai sering kali menutup diri saat rakyat datang menyampaikan keluhan.
- Usut Tuntas Kematian Affan Kurniawan: Tuntutan terakhir adalah agar DPRD Sumenep mendesak pemerintah pusat untuk menindak tegas oknum polisi yang diduga bertanggung jawab atas kematian Affan Kurniawan.
Rahman mengatakan, aksi ini menjadi pengingat bagi para wakil rakyat bahwa suara mahasiswa tetap menjadi kekuatan utama dalam mengawal demokrasi di Indonesia.
Menanggapi aksi ini, Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal Arifin, menemui langsung para mahasiswa. Ia berjanji akan menampung dan meneruskan seluruh tuntutan yang disampaikan.
“Kami akan segera menyampaikan tuntutan ini ke pemerintah pusat,” ujar Zainal.
Ia menambahkan, pihaknya menargetkan akan menyampaikan aspirasi ini paling lambat pada hari Rabu. Pernyataan tersebut disambut baik oleh massa aksi yang kemudian membubarkan diri secara tertib. (Dim/red)
