Netranews.co.id, Sumenep – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, kirim bantuan ribuan liter air bersih ke desa-desa yang dilanda kekeringan akibat kemarau. Kamis, 17 Oktober 2024.
Kemarau panjang yang berlangsung sejak Juni 2024 menyebabkan kekeringan langka hingga kritis melanda 64 Desa di Kabupaten Sumenep, Desa Montorna, dan Perancak, Kecamatan Pasongsongan, serta puluhan desa lain di daratan dan kepulauan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep Ach. Laily Maulidi mengatakan setiap hari pihaknya mengirim bantuan air bersih sebanyak 2 hingga 4 tangki ke wilayah-wilayah yang kekeringan, setiap tanki memiliki kapasitas 6.000 liter air.
“Kami mengerahkan dua armada untuk mengirim air ke berbagai desa yang mengalami krisis air,” kata Laily saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, pada Kamis (17/10).
Ia menjelaskan, kondisi kekeringan langka dimaksudkan kepada desa-desa memiliki akses air bersih yang berjarak antara 500 meter hingga tiga kilometer. Sedangkan kekeringan kritis ialah desa-desa yang memiliki akses air bersih lebih dari tiga kilometer dari pemukiman.
Selain itu, kata dia, desa-desa di daratan itu setiap hari secara bergantian disuplai air bersih menggunakan tanki, sedangkan untuk wilayah kepulauan pengiriman air dilakukan dengan mobil pick-up.
“Di kepulauan itu menggunakan transportasi lokal seperti pick-up, karena kondisi geografis yang tidak memungkinkan penggunaan tangki air. Biaya transportasi ini ditanggung oleh BPBD,” jelasnya.
Sementara itu, pihaknya telah berupaya mengatasi krisis ini dalam jangka panjang, dengan cara mengusulkan pengeboran sumur di beberapa wilayah kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), namun hingga kini belum ada informasi lanjutan mengenai usulan tersebut.
Oleh karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air, khususnya di musim kemarau yang berkepanjangan seperti saat ini.
“Masyarakat di daerah kering diharapkan menyiapkan penampungan air sebagai langkah antisipasi menghadapi musim kemarau panjang,” harapnya.
Sebab, lanjutnya, semakin panjangnya musim kemarau, ketersediaan air bersih menjadi masalah utama yang harus segera diatasi agar kehidupan warga desa terdesak.
“Setiap tetes air sangat berharga di tengah situasi seperti ini, terutama di desa-desa yang akses airnya sangat terbatas,” pungkasnya. (Dim/red)